telkomsel-xl-dan-indosat-masuk-zona-merah-frekuensi

Unknown | Kamis, Juni 27, 2013

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Indonesia bisa dikatakan sebagai salah satu negara yang mengalami pertumbuhan paling cepat di industri seluler dunia. Negeri ini tercatat menempati posisi keempat di Asia setelah China, Jepang dan India soal pertumbuhan seluler.
Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat selama periode 2006-2010, pertumbuhan pengguna seluler di Indonesia rata-rata mencapai 31,9 persen per tahun dengan jumlah penyelenggara telekomunikasi terbanyak di dunia, sepuluh operator dengan teknologi GSM dan CDMA.

Di satu sisi, banyaknya jumlah pemain membawa dampak positif terhadap penurunan tarif. Namun di sisi lain, terlalu banyaknya operator membuat sumber daya frekuensi untuk berkembang jadi terbatas. Sementara pasar juga telah memasuki era saturasi dengan penetrasi 120 persen dengan coverage 95 persen populasi penduduk.


Berangkat dari kondisi ini, isu hangat soal merger dan akuisisi maupun konsolidasi mengemuka untuk menyatukan kekuatan sekaligus mengurangi jumlah operator. Selain itu muncul juga wacana soal network sharing demi tujuan efisiensi dengan spirit berbagi.

“Memang sulit kita bantah, betapa pentingnya spirit berbagi ini. Termasuk berbagi jaringan aktif di antara dua penyelenggara jaringan. Ini belum pernah kita lakukan. Namun keadilan dalam spirit berbagi ini juga penting,” kata Muhammad Budi Setiawan, Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos Informatika Kementerian Kominfo, dalam acara IndoTelko Forum di Jakarta, Selasa (25/6/2013).

Dirjen mencontohkan, jika melihat dari penguasaan pasar lima operator jaringan 3G di Indonesia, Telkomsel menguasai market share pelanggan  42 persen, Indosat 16,7 persen, XL Axiata 15,9 persen, Hutchison 3 Indonesia (Tri) 5,4 persen, dan Axis Telekom Indonesia 2,1 persen. Sementara dari jumlah infrastruktur jaringan, Telkomsel di Jakarta membangun 1.500 BTS Node B,Indosat 810 BTS Node, XL 756 BTS Node B, Tri 463 BTS Node B, dan Axis 497 BTS Node B.

Dari kelima operator itu, Telkomsel, Indosat, dan XL, sudah masuk zona merah alias minus kekurangan frekuensi jika dilihat dilihat dari kebutuhan bandwidth, pembagian dari jumlah subscriber, market share, efisiensi spektrum, number of sites, dan parameter lainnya. Sementara Tri dan Axis masih di zona hijau, alias masih surplus kelebihan spektrum di 3G.

“Dari situ bisa terlihat, siapa yang butuh dan mana yang belum. Sekarang keadilannya mau bagaimana, apakah kita samakan dulu semua, atau penuhi yang sudah lebih dulu butuh karena masuk zona merah. Ini yang perlu kita bahas bersama,” jelas Budi.

Sourch klik disini 

Posted by Hs

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by MA Muh. Metro | Bloggerized by MAM Metro - Blogger Themes | Hensu_OK